Wednesday, November 21, 2012

Pramuka Akan Jadi Ekskul Wajib

0 comments

Jakarta - Kegiatan ekstrakurikuler Praja Muda Karana, atau biasa akrab disebut Pramuka, akan menjadi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) wajib bagi peserta didik di Sekolah Dasar. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan, Pramuka bukan menjadi mata pelajaran wajib, melainkan tetap menjadi kegiatan ekstrakurikuler.
“Komposisi proses pembelajaran kan ada intrakurikuler dan ekstrakurikuler,” katanya kepada wartawan usai penandatangan Nota Kesepahaman dengan Dewan Mesjid Indonesia di Gedung A Kemdikbud, Selasa (20/11).
Menteri Nuh mengatakan, setidaknya ada dua hal yang menjadi alasan dalam menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib. “Pertama, dasar legalitasnya jelas. Ada undang-undangnya,” ujarnya. Undang-undang yang dimaksud adalah UU Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Alasan kedua, Pramuka mengajarkan banyak nilai, mulai dari kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. "Dari sisi organisasinya juga sudah proven. Jadi, kami sarankan ekstra yang satu ini wajib di semua level, terutama untuk siswa SD/ MI," ucapnya.
Rencana ini masih akan dimatangkan dengan melibatkan pihak lain. Mendikbud menuturkan, akan ada segitiga yang akan terlibat dalam pematangan konsep Pramuka menjadi ekskul wajib, yaitu segitiga antara Kemdikbud, Kemenpora, dan Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka.
Beberapa hal yang akan dilakukan untuk mendukung Pramuka sebagai ekskul wajib antara lain melakukan penataran untuk guru-guru pengajar Pramuka. Bahkan rencananya, guru pengajar Pramuka bisa mendapat kredit poin dan bisa masuk dalam penghitungan jam mengajar profesi guru. Selain itu juga akan dilakukan revitalisasi organisasi di tiap sekolah, serta dukungan pendanaan dari Kemdikbud. (DM)

Sumber : http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/842


Read more...

Monday, November 19, 2012

Pendidikan Untuk Semua Dongkrak Peringkat Indonesia

0 comments


Bandung --- Program Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau Education for All yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI) berhasil mendongkrak peringkat Indonesia dalam Education For All Global Monitoring Report (EFA-GMR). Pada tahun 2011 Indonesia menempati rangking 69 dari 127 negara, tahun ini Indonesia berada di posisi 64. Direktur Jenderal PAUDNI Lydia Freyani Hawadi menuturkan kenaikan peringkat tersebut sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pelaksanaan program PUS.
"Keberhasilan program ini karena didukung oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang telah mengganggarkan dana APBD untuk meningkatkan program PUS di daerah," urai Dirjen PAUDNI beberapa hari yang lalu di Bandung Jawa Barat.
Penilaian yang dilakukan oleh UNESCO setiap tahun tersebut memiliki 4 indikator. Pertama, Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Kedua, Angka Bertahan sampai tingkat V SD/MI. Ketiga, Angka Melek Huruf Penduduk Usia Di Atas 15 Tahun. Keempat Indeks Spesifik Gender.
Prestasi PAUD dan Melek Aksara
Prestasi yang diraih ini bukan tanpa sebab. Tengok saja capaian Kemdikbud dalam menurunkan angka buta aksara. Data melek aksara penduduk di atas 15 tahun secara nasional pada akhir 2011 telah mencapai 95,2 persen. "Diharapkan akhir tahun 2014 dapat mencapai 95,8 persen," ucap Reni Hawadi, sapaan Dirjen PAUDNI. Selain itu masih terdapat sederet capaian lain yang terkait program PUS, yaitu tertampungnya lulusan program kecakapan hidup di dunia kerja, serta meningkatnya jumlah pendidik PAUDNI.
Belum lagi Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD usia 3-6 tahun yang telah mencapai 55,91%. "Akhir tahun 2014, APK PAUD dapat mencapai target kesepakatan Dakkar, yaitu 72,9%," ucapnya optimis. 

(PIH, sumber: paudni.kemdikbud.go.id)
Sumber : http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/830

Read more...

Friday, November 16, 2012

Kurikulum 2013, Mata Pelajaran Dikembangkan Berdasarkan Kompetensi

0 comments



Jakarta --- Perubahan kurikulum adalah pekerjaan besar. Berubahnya kurikulum akan merubah empat aspek yang terkait di dalamnya, yaitu standar isi, standar proses, standar kelulusan, dan standar penilaian. Setelah berubah pun, kurikulum bukanlah hanya sebagai pajangan, tap harus diterjemahkan lagi dalam buku pengantar pelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Tentang standar lulusan, perubahan akan tergambar dari soft skill dan hard skill yang diterjemahkan sebagai kompetensi para lulusan. Kedua kompetensi tersebut harus dinaikkan dan diseimbangkan dengan melibatkan tiga domain, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Dari sisi isi, ada kedudukan mata pelajaran dan pendekatannya. Kalau sekarang kompetensi itu diturunkan dari mata pelajaran, ke depan akan berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. “Jadi mata pelajaran itu kendaraan saja. Kalau mau nyebrang lautan ya pakai kapal. Naik gunung pakai sepeda gunung,” kata Mendikbud M. Nuh, Selasa (13/11) di ruang kerjanya.
Untuk standar proses, semula proses terpaku pada eksplorasi, terfokus. Sedang di kurikulum yang baru siswa menjadi lebih aktif dalam observasi. Dan untuk standar penilaian, akan dilakukan dengan berbasis kompetensi. Salah satu pendukung kompetensi itu adalah ekstrakulikuler Pramuka yang wajib diikuti semua siswa. Karena dalam pramuka terdapat leadership, kerja sama, keberanian, dan solidaritas.
Pendekatan kurikulum yang paling kritikal dan krusial berada pada pendidikan dasar SD dan SMP. Karena jika pendidikan di SD bagus, ke belakangnya juga akan bagus. Dan untuk SD-SMP digunakan pendekatan tematik integratif dalam semua mata pelajaran. Konsep ini merupakan metode pembelajaran yang didasarkan atas tema-tema. Dalam satu tema yang diangkat akan merambah ke mata pelajaran lain. “Misalkan pelajaran Bahasa Indonesia, guru mengambil tema sungai. Ada pendekatan observasi seperti apa sungai, apa isinya, kenapa bisa mengalir, dan sebagainya. Semua pendekatan tersebut akan mengarah kepada semua mata pelajaran. Baik bahasa indonesia, sains, agama, dan matematika,” jelas Menteri Nuh.
Ada enam mata pelajaran yang akan diajarkan di SD. Yaitu Bahasa Indonesia, PPKn, Agama, Matematika, dan muatan lokal yang dibagi dua: prakarya dan pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan. Dalam enam mata pelajar yang terintegrasi secra tematik ini, siswa tidak perlu lagi membawa puuluhan buku ke sekolah setiap harinya. Ada integrasi pembelajaran di dalamnya. Dan dengan perubahan kurikulum ini pula, siswa tidak terkungkung di dalam kelas ataupun laboratorium. Setiap apa yang dilihatnya akan menjadi bahan belajarnya, dan menjadikan guru bukan satu-satunya sumber belajar. (AR)





Read more...

Tuesday, November 13, 2012

Acara Peringatan Hari Guru Nasional 2012 dan HUT ke-67 PGRI siap Digelar

0 comments


Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)  tahun ini kembali  melaksanakan Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2012 dan HUT ke-67  PGRI. HGN diperingati setiap tahun  pada tanggal 25 November. Tahun 2012 ini, puncak acara akan berlangsung paling lambat satu minggu setelah tanggal 25 November 2012 di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat. Acara tersebut akan dihadiri Presiden RI bersama para guru, siswa-siswi SD, SMP, SMA/SMK, para pejabat pemerintah, serta pemerhati di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Berbagai persiapan telah dilakukan untuk  menyambut  kelancaran dan  kesuksesan hari  guru nasional tersebut. Di antaranya dengan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dengan pihak-pihak yang menjadi peserta upacara maupun koordinasi dengan antar instansi terkait.  Upacara  bendera peringatan Hari Guru Nasional  akan dilaksanakan di setiap instansi pemerintah mulai tingkat pusat sampai daerah tingkat kecamatan.

Berdasarkan pedoman pelaksanaan upacara penyelenggaraan Hari Guru Nasional tahun 2012 dan HUT ke-67 PGRI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama dan Ketua Umum PB PGRI menjadi pembina upacara  di kantor pusat masing-masing. Berbagai  kegiatan akan dilakukan di tingkat pusat maupun daerah seperti  pertemuan forum ilmiah guru, lomba kreatifitas guru, asean council of teacher, talkshow di RRI dan TVRI, bakti sosial (donor darah dan kebersihan lingkungan), gerak jalan sehat, ziarah ke Taman Makam Pahlawan serta pemberian penghargaan dan tanda kehormatan  kepada mereka-mereka yang telah berjasa di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Tema peringatan Hari Guru Nasional tahun 2012 dan HUT ke-67 PGRI adalah “Memacu Professionalisasi Guru melalui Peningkatan Kompetensi dan Penegakan Kode Etik”. Dengan demikian keberadaan dan peran guru sangat menentukan keberhasilan mutu sistem dan hasil pendidikan  yang bermutu dan berkwalitas karena hakekat pendidikan itu adalah berlangsung seumur hidup, bersifat semesta dan menyeluruh.

Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah melalui keputusan presiden nomor 78 tahun 1994 telah menetapkan tanggal 25 november sebagai hari guru nasional yang dikuatkan oleh uu no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta peraturan pemerintah no. 74 tahun 2008 tentang Guru.(JS)

sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/827
Read more...

Wednesday, November 7, 2012

Ringin Conthong

4 comments



Salah satu ciri khas sebuah kota ditandai dengan bentuk bangunan maupun monumen yang dimilikinya. Sehingga mendiang Presiden Soekarno secara khusus membangun Monumen Nasional di Jakarta dan Tugu Pahlawan Surabaya. Meskipun terkesan pembangunan itu sebagai proyek mercusuar atau menara gading belaka, namun keberadaan kedua monumen itu semakin menguatkan identitas kota-kota tersebut. Lalu bagaimana dengan Jombang sebagai salah satu kota kelahiran multi tokoh maupun bertemunya dua aliran kebudayaan; Mataraman (Pracima) dan Arek (Purwa)?

Ternyata Jombang juga memiliki kebanggaan ikon tetenger atau ciri khas kotanya, yaitu Ringin Conthong. Kebanggaan ini menjadi pemicu dan pemacu elemen masyarakat Jombang, baik yang berada di tingkatan lokal maupun warga Jombang yang sudah berdomisili di kota lain. Seperti misalnya komunitas teater Ringin Conthong yang mengembari ludruk mahasiswa ITS Tjap Toegoe Pahlawan. Sedangkan komunitas warga Jombang di Jakarta dan sekitarnya sengaja memasang bentuk menara air Ringin Conthong dalam logo organisasi yang bertajuk Pagerijo, singkatan dari Paguyuban Arek Jombang.

Read more...

Kesenian Tradisi Jatilan

0 comments


Jatilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di daerah-daerah Jawa.Mengenai asal-usul atau awal mula dari kesenian jatilan ini, tidak ada catatan sejarah yang dapat menjelaskan dengan rinci, hanya cerita-cerita verbal yang berkembang dari satu generasi kegenerasi lain. Dalam hal ini, ada beberapa versi tentang asal-usul atau awal mula adanya kesenian jatilan ini, diantaranya adalah sebagai berikut. Konon, jatilan ini yang menggunak`n properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari bambu ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Selain itu, ada versi lain yang menyebutkan, bahwa jatilan menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Adapun versi lain menyebutkan bahwa tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, raja Mataram untuk mengadapi pasukan Belanda.
Read more...